Berbagi pengalaman dan ilmu seputar Science dan Kimia

BTemplates.com

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Foto saya
Jakarta, Jakarta, Indonesia

BTemplates.com

Blogroll

Jumat, 07 Maret 2014

BILOKS MINIMAL DAN MAKSIMAL



Setiap unsur mempunyai biloks minimal dan maksimal sesuai dengan aturan octet.

Unsur logam hanya memiliki biloks nol (0) dan positif, tidak ada range (rentang) biloks. Untuk semua unsur logam, biloks minimalnya adalah nol (0) yaitu jika unsur logam tersebut berada dalam keadaan dasar (ground state) atau dalam bentuk unsur.
Contoh:
Na       biloks = 0
Mg       biloks = 0
Cu        biloks = 0
Fe        biloks = 0

Biloks maksimal unsur logam utama (golongan A) tergantung pada golongannya. Misalkan unsur Na yang terletak pada golongan IA, maka biloks Na dalam senyawa atau dalam bentuk ion adalah +1.
Contoh:          NaBr   biloks Na = +1            Na golongan IA
                      MgCl2  biloks Mg = +2           Mg golongan IIA
                      Al2O3  biloks Al = +3            Al golongan IIIA

Mengapa demikian?



Coba perhatikan konfigurasi elektron masing-masing unsur logam tersebut.
11Na = 2 . 8 . 1             elektron valensi = 1, agar menjadi oktet maka logam Na melepaskan elektron valensinya

13Al = 2 . 8 . 3             elektron valensi = 3, agar menjadi oktet maka logam Al melepaskan elektron valensinya

Sedangkan untuk unsur logam transisi (golongan B), biloks positifnya bisa bermacam-macam sebab elektron valensinya berada di subkulit s dan d.

Biloks unsur nonlogam memiliki range (rentang) tertentu tergantung pada golongan berapa unsur nonlogam tersebut berada dalam table periodic.
Biloks minimal unsur nonlogam adalah seberapa banyak elektron yang dapat diterima agar unsur nonlogam tersebut mencapai oktet.
Contoh:                       
Cl adalah golongan VIIA, artinya memiliki 7 elektron valensi. Untuk menjadi oktet Cl menerima/mengikat 1 elektron dari luar sehingga menjadi ion Cl. Maka biloks minimal Cl adalah -1.
                     17Cl = 2 . 8 . 7   7 elektron valensi, untuk menjadi oktet Cl menerima 1 elektron dari luar

Biloks maksimal unsur nonlogam adalah jumlah elektron valensinya. Sebab untuk menjadi oktet unsur nonlogam tersebut dapat melepaskan seluruh elektron valensinya.
Contoh:  
                     17Cl = 2 . 8 . 7   7 elektron valensi, untuk menjadi oktet Cl dapat melepaskan 7 elektron valensinya sehingga biloks Cl menjadi +7
                    
                     Maka rentang biloks untuk Cl adalah dari -1 sampai +7

Perlu diperhatikan bahwa rentang biloks unsur nonlogam berlaku untuk unsur nonlogam pada perioda ketiga, keempat, dst.

Nah…..unsur yang memiliki biloks minimal atau maksimal dalam senyawanya, tidak dapat mengalami reaksi autoredoks/disproporsionasi. Sebab jika memiliki biloks minimal maka unsur tersebut tidak bisa mengalami reduksi (penurunan biloks). Sebaliknya jika unsur tersebut memiliki biloks maksimal maka tidak bisa mengalami oksidasi (penaikan biloks).
Sedangkan reaksi autoredoks adalah reaksi dimana satu unsur mengalami reduksi dan oksidasi sekaligus.
Contoh:
Ion Cl- tidak bisa mengalami autoredoks sebab biloks Cl = -1 adalah biloks minimal unsur Cl sehingga tidak bisa mengalami reduksi.

KClO4, tidak bisa mengalami autoredoks sebab biloks Cl = +7 adalah biloks maksimal unsur Cl sehingga tidak bisa mengalami oksidasi.

SOAL
1.      Unsur iodin dalam senyawa dapat ditemukan dengan biloks dari -1 sampai +7.
Manakah unsur/ion dibawah ini yang tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi?
a.    I2
b.    IO-
c.    IO2-
d.    IO3-
e.    IO4-

2.     Di antara spesi berikut ini yang paling tidak mungkin digunakan sebagai oksidator adalah ….
a.    Cu
b.    Na+
c.    Fe3+
d.    Mg2+
e.    Cl2


0 komentar:

Posting Komentar