BILOKS MINIMAL DAN MAKSIMAL
Setiap
unsur mempunyai biloks minimal dan maksimal sesuai dengan aturan octet.
Unsur
logam hanya memiliki biloks nol (0) dan positif, tidak ada range (rentang)
biloks. Untuk semua unsur logam, biloks minimalnya adalah nol (0) yaitu jika
unsur logam tersebut berada dalam keadaan dasar (ground state) atau dalam
bentuk unsur.
Contoh:
Na biloks = 0
Mg biloks = 0
Cu biloks = 0
Fe biloks = 0
Biloks
maksimal unsur logam utama (golongan A) tergantung pada golongannya. Misalkan
unsur Na yang terletak pada golongan IA, maka biloks Na dalam senyawa atau
dalam bentuk ion adalah +1.
Contoh:
NaBr biloks Na = +1 → Na
golongan IA
MgCl2 biloks Mg = +2 → Mg
golongan IIA
Al2O3 biloks Al = +3 → Al
golongan IIIA
Coba
perhatikan konfigurasi elektron masing-masing unsur logam tersebut.
11Na = 2 . 8 . 1 → elektron
valensi = 1, agar menjadi oktet maka logam Na melepaskan elektron valensinya
13Al = 2 . 8 . 3 → elektron
valensi = 3, agar menjadi oktet maka logam Al melepaskan elektron valensinya
Sedangkan untuk unsur logam transisi (golongan B), biloks
positifnya bisa bermacam-macam sebab elektron valensinya berada di subkulit s
dan d.
Biloks unsur nonlogam memiliki range (rentang) tertentu tergantung
pada golongan berapa unsur nonlogam tersebut berada dalam table periodic.
Biloks minimal unsur nonlogam adalah seberapa banyak
elektron yang dapat diterima agar unsur nonlogam tersebut mencapai oktet.
Contoh:
Cl adalah golongan VIIA, artinya memiliki 7 elektron
valensi. Untuk menjadi oktet Cl menerima/mengikat 1 elektron dari luar sehingga
menjadi ion Cl‑. Maka biloks minimal Cl adalah -1.
17Cl
= 2 . 8 . 7 → 7
elektron valensi, untuk menjadi oktet Cl menerima 1 elektron dari luar
Biloks maksimal unsur nonlogam adalah jumlah elektron
valensinya. Sebab untuk menjadi oktet unsur nonlogam tersebut dapat melepaskan
seluruh elektron valensinya.
Contoh:
17Cl
= 2 . 8 . 7 → 7
elektron valensi, untuk menjadi oktet Cl dapat melepaskan 7 elektron valensinya
sehingga biloks Cl menjadi +7
Maka
rentang biloks untuk Cl adalah dari -1 sampai +7
Perlu diperhatikan bahwa rentang biloks unsur nonlogam
berlaku untuk unsur nonlogam pada perioda ketiga, keempat, dst.
Nah…..unsur yang memiliki biloks minimal atau maksimal
dalam senyawanya, tidak dapat mengalami reaksi autoredoks/disproporsionasi.
Sebab jika memiliki biloks minimal maka unsur tersebut tidak bisa mengalami
reduksi (penurunan biloks). Sebaliknya jika unsur tersebut memiliki biloks
maksimal maka tidak bisa mengalami oksidasi (penaikan biloks).
Sedangkan reaksi autoredoks adalah reaksi dimana satu unsur
mengalami reduksi dan oksidasi sekaligus.
Contoh:
Ion Cl- tidak bisa mengalami
autoredoks sebab biloks Cl = -1 adalah biloks minimal unsur Cl sehingga tidak
bisa mengalami reduksi.
KClO4, tidak bisa mengalami
autoredoks sebab biloks Cl = +7 adalah biloks maksimal unsur Cl sehingga tidak
bisa mengalami oksidasi.
SOAL
1. Unsur iodin dalam senyawa dapat ditemukan dengan biloks dari -1 sampai +7.
Manakah unsur/ion dibawah ini yang tidak dapat mengalami reaksi disproporsionasi?
a. I2
b. IO-
c. IO2-
d. IO3-
e. IO4-
2. Di antara spesi berikut ini yang paling tidak mungkin digunakan
sebagai oksidator adalah ….
a. Cu
b. Na+
c. Fe3+
d. Mg2+
e. Cl2
0 komentar:
Posting Komentar